Translate

Sabtu, 11 Juni 2011

voice

suara itu tidak bertumpu pada retorika, juga tidak membakar emosi dengan teriakan. suara itu sepenuhnya bertumpu pada kebenaran, membangun semangat dengan meyakinkan akal, menggelorakan jiwa dengan makna bukan dengan sekedar kata-kata, dengan ketenagnan bukan dengan provokasi dan dengan hujjah bukan dengan hasutan. voice.

Jumat, 10 Juni 2011

be the real winner

Mari kitacoba sesaat untuk merenungkan....apakah benar jika pola pergulatan manusia di dunia ini tersimpul pada dua kata menang dan kalah?
Jika benar,,,apakah semua kemengan harus selalu menikam habis kekalahan........
Bisakah menang dan kalah berjalan saling beriringan?
Terkadang kita memaksakan diri atas segala sesuatu yang ingin kita menangkan,,,karenanya upaya apapun akan kita lakukan... Tapi kita lupa bahwa kita punya batas kemampuan..
Dan pada akhirnya kita menjadi makhluk yang brutal dan melupakan kedudukan kita sebagai manusia......atau makhluk yang tak hanya berakal tapi juga bernurani......
Sejauh apapun yang kita lakukan akan menjadi sia-sia pada akhirnya,,jika kita tidak memperkirakan, seberapa kemampuan kita untuk melompat kesana.......
Akal kita gunakan sebagai parameter untuk memperkirakan kemenengan-kemenangan yang akan kita dapatkan dari yang terkecil hingga yang terbesar,,,dari yang sederhana hingga yang luar biasa... dan nurani sebagai radar,,,apa yang kita lakukan sekarang, apakah sudah tepat atau belum,,,

Mungkin saja kita bisa menjadi pemenang dengan segala keterbatasan, tapi tidak dengan cara yang instans,,,,atau dengan cara yang tidak terhormat...
Kenapa kita tidak sadari bahwa kemenangan kita bukan hanya mahkota yang akan disematkan kepada kita bahwa kitalah pemenang..............
Jika kita memang sudah haus akan kemenangan,,kenapa kita tidak tuntaskan sekalian kehausan kita pada saat yang tepat,,hingga kita benar-benar merasakan kemenangan yang sebenarnya....
Seperti orang berpuasa yang mampu membawa dirinya untuk tetap bertahan dengan kehausan dan kelaparan hingga saat berbuka tiba,,,,daripada terhanyut atas kemenagan semu dengan memakan sepotong roti tanpa sepengetahuan orang lain,,,,,,tapi tidak pernah sampai pada arti sahur dan kelaparan yang ia rasakan......
Bisa saja seorang atlit lari marathon memotong jalan untuk menuju garis finish,,dan meraihnya,,,tapi dia tidak akan pernah menjadi pemenang karena ia telah di diskualifikasi.......sejak ia melewatkan jalurnya..
Tapi bagaimana jika tidak ketahuan,,,,,,,,,? Toh tetap saja ia menjadi pemenang......
Kita bisa menang dengan cara apa saja..tapi mengakui kekalahan dengan segala kekurangan kita adalah kemenangan yang sebenarnya, dengan setia kepada hati nurani akan lebih terhormat...
Coba kita lihat petikan kata-kata para pemenang-pemenang sejati........
“Selamat kepada barca. Mereka memang lebih baik. Maafkan kami gagal meraih gelar juara, “tulis rio ferdinand salah satu pemain belakang mancester united setelah menuai kekalahan di liga champion dengan barcalona di Twitter nya....beberapa waktu lalu,,,,,,,,,,,,,,,
“Banyak pihak yang menyebut kami tim teraik eropa kaena ketahanan tim ini. Tapi kami kalah dari tim terbaik eropa,” sir alex ferguson, pelatih mancester united.
Manusia tidak ditakdirkan untuk selalu menjadi pecundang,,
Dan manusia tidak ditakdirkan untuk selalu menjadi pemenang.....
Pecundang dan pemenang adalah sejoli yang selalu bersama,,,tanpa keduanya tidak akan seimbang..
Jika harus memilih apakah kita akan menjadi pemenang bagi orang-orang yang semestinya kita beri kemengan atau menjadi pemenang bagi para bromocorah,,,dan bajingan-bajingan yang bukan hanya memangsa yang lemah,,,bahkan kita yang memberi kemengan itu sendiri......?
atau bahkan lebih picik lagi,,kemenangan hanya untuk kepentingan sendiri.....?
by...ABSanakAhs,,bro!